Kamis, 02 Agustus 2012

Perkembangan Pembangunan Propinsi Lampung


I .SEJARAH PEREKONOMIAN LAMPUNG
Letak geografis yang berada di ujung Pulau Sumatra telah menempatkan Kota Bandar Lampung pada posisi yang strategis, terutama sebagai pintu gerbang antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Kota Bandar Lampung berpotensi menjadi salah satu simpul distribusi barang dan jasa nasional ditunjang oleh sumber daya yang memadai dan prospek yang dimiliki Propinsi Lampung. Dengan perannya sebagai simpul koleksi dan distribusi barang dan jasa, maka keberadaan kawasan pesisir bagi Kota Bandar Lampung sangat penting. Selain sebagai kawasan kerja pelabuhan, penggunaan lahan di kawasan pesisir Kota Bandar Lampung juga diarahkan untuk memenuhi peran-peran yang mendukung fungsi pelabuhan seperti menyediakan sarana pelayanan ekspor impor dan sarana pergudangan. Kawasan pesisir Kota Bandar Lampung saat ini menjadi bagian dari perkembangan kota yang pesat di tandai dengan ramainya aktifitas di sepanjang wilayah pesisir tersebut, dari permukiman yang padat, wisata pantai, hingga sektor industri. Namun sejauh ini, masih merupakan suatu pertanyaan apakah peningkatan aktivitas di kawasan pesisir Kota Bandar Lampung tersebut tidak akan berpengaruh negatif terhadap fungsi ekologis kawasan tersebut dan dengan adanya potensi perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung, apakah akan berpengaruh lebih buruk lagi di masa mendatang? Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung saat ini dan prospeknya dimasa mendatang sangat dipengaruhi oleh peran dan fungsinya sebagai simpul koleksi barang dan jasa sebagaimana teori Central Place dan Urban Base, yaitu suatu kota berkembang karena fungsinya dalam menyediakan barang dan jasa untuk daerah sekitarnya dan daerah di luar batas-batas kota tersebut.
Pelabuhan Panjang yang berperan dalam mendukung fungsi dan peran Kota Bandar Lampung, tiap tahunnya mengalann peningkatan volume ekspor sehingga secara langsung akan meningkatkan pendapatan Kota Bandar Lampung sekaligus menimbulkan perkembangan industri-industri yang menyediakan bahan mentah dan jasa-jasa untuk industri-industri yang memproduksi barang ekspor. Hal tersebut tentu akan mendorong perkembangan kota lebih lanjut. Adanya perkembangan kota akibat peran fungsional tersebut menyebabkan munculnya pertumbuhan baik ekonomi, sosial-budaya, maupun fisik di kawasan pesisir Kota Bandar Lampung sebagai suatu kawasan yang berperan penting dalam perekonomian kota. Secara sosial dan ekonomi, kawasan pesisir Kota Bandar Lampung tidak lagi bercirikan ekonomi pesisir melainkan telah berfungsi sebagai kawasan pembangunan dan industri. Perubahan fungsi kawasan tersebut dilewati dengan perubahannya secara fisik seperti ketersediaan lahan yang luas menjadi terbatas, penggunaan rang yang sedikit menjadi terglomerasi secara luas, serta adanya indikasi penurunan kualitas lingkungan seperti banjir, rusaknya habitat pesisir, dan sebagainya. Perkembangan Kota Bandar Lampung secara signifikan diikuti oleh perkembangan kawasan pesisirnya.
Semakin baik prospek perkembangan Kota Bandar Lampung maka semakin ramai aktifitas masyarakat di kawasan pesisirnya sehingga potensi penurunan kualitas lingkungan kawasan pesisir juga semakin besar bila tidak ada upaya-upaya pengendaliannya. Dengan perkembangan dan tren yang ada saat ini, rencana tata ruang untuk kawasan pesisir yang ada perlu direvisi seperti relokasi beberapa fungsi disamping konsistensi dalam implementasi fungsi -fungsi konservasi sehingga tren pembangunan yang ada saat ini di kawasan tersebut dapat dikendalikan dan diarahkan tanpa menghilangkan fungsi dan perannya dalam perekonomian wilayah setempat.
(sumber : http://eprints.undip.ac.id/12170/)
II . PENDAPATAN ASLI DAERAH PROPINSI (PAD)
Pemkot Bandar Lampung mendapat tambahan pendapatan Rp68,930 miliar. Penambahan ini membuat pendapatan daerah dalam rancangan APBD tahun 2011 melonjak menjadi Rp1,044 triliun.
Tambahan pendapatan tersebut berasal dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Lampung sebesar Rp10 miliar dan dana transfer dari Pemerintah Pusat untuk bantuan operasional sekolah (BOS) Rp58,93 miliar. Dana BOS untuk sekolah dasar Rp38,908 miliar dan Rp20,022 miliar untuk SMP.
Juru Bicara Badan Anggaran (Banang) DPRD Bandar Lampung Handrie Kurniawan dalam rapat paripurna laporan Banang, Kamis (2-12), mengatakan sebelum ada pembahasan Banang, pendapatan daerah Rp975,24 miliar, sedangkan belanja daerah Rp987,622 miliar.
Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah Rp118,044 miliar, dana perimbangan Rp726,51 miliar, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp199,615 miliar. Handrie mengatakan Banang melakukan pengurangan dan penambahan di beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Anggaran yang ditambah adalah pembangunan infrastruktur Dinas Pekerjaan Umum Rp7,5 miliar, penyediaan perlengkapan sekolah bagi siswa kurang mampu Rp2,5 miliar, penataan lingkungan pasar dan pembinaan pedagang kaki lima serta asongan Rp1 miliar.
Lalu peningkatan PAD Rp1 miliar, peningkatan sarana dan prasaranan olahraga Rp200 juta, dan pengiriman tim pemantau haji Rp168 juta. Anggaran yang dikurangi antara lain bimtek dan beberapa kegiatan di Sekretariat DPRD dikurangi hingga Rp1,69 miliar, penerimaan CPNSD di BKD Rp483,584 juta.
(sumber : http://berita-lampung.blogspot.com/2010/12/pemkot-bandar-lampung-mendapat-Bantuan.html)
III . HAMBATAN PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI
Kemacetan lalu-lintas kini telah menjadi hambatan dan pemandangan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia dan telah menjadi sebuah persoalan pembangunan yang kompleks dan relatif sulit diselesaikan baik di tingkat lokal daerah maupun secara nasional. Seiring dengan berjalannya waktu, pada saat ini persoalan kemacetan lalu-lintas pun mulai menggejala di kota-kota yang berskala lebih kecil di Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang mulai mengalami gejala tersebut adalah Kota Bandarlampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung. Gejala tersebut dari tahun ke tahun semakin terlihat yang ditandai dengan angka derajat kejenuhan jalan (sebagai indikator tingkat kemacetan) yang menunjukkan trend terus meningkat. Trend tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandarlampung sangat berpotensi mengalami kemacetan lalu-lintas pada beberapa tahun ke depan apabila tidak ada upaya-upaya berupa kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi dan mengendalikannya. Pemerintah Kota Bandarlampung baru-baru ini melontarkan rencana pembangunan jalan layang (fly over) yang bertujuan untuk mengantisipasi kemacetan lalu-lintas di Kota Bandarlampung pada beberapa tahun ke depan.
(sumber : http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-muhammadab-33240)
IV . PRODUK UNGGULAN PROPINSI
Salah satu produk unggulannya adalah Tapis Lampung. Kain Tapisa adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistim sulam (Lampung; “Cucuk”).
Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.
Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Anda Menyukai Artikel ini Mohon Klik Like di Bawah ini:

Komentar: