Bicara tingkatan bahasa, sama halnya dengan bahasa Indonesia, tidak
seperti halnya dengan Bahasa Jawa, Bahasa lampung tidak dipakai bahasa
tinggi dan bahasa rendah, akan tetapi dalam acara-acara adat, kerapatan
adat, atau terhadap orang yang lebih muda terhadap orang yang lebih tua,
dipakai untuk bicara sopan atau hormat, diantara kata-kata yang sering
dipakai dalam kerapatan adat antara lain :
Kata NYAK/SAYA----diganti dengan kata ----Sikam/ikam/hikam/Sikindua,
Sedangkan bahasa terhadap orang yang dihormati----Pusikam/Pusekam/sekam/ikam/tuan.
Untuk yang sejajar atau antara menantu terhadap menantu diakai ---Kuti/Meti/ --ANDA. Kata Niku/nikuw dipakai untuk yang lebih tua terhadap yang lebih muda.
Tingkatan bahasa tersebut biasanya dipakai berbicara di tengah-tengah khayalak terhormat, biasanya dalam pengantar acara(Penglaku/Pematu), yaitu pengantar acara menyampaikan keputusan adat, contohnya seperti ini, sang pembawa acara berbicara ;
Payu Pun kilu mahap jama puserompok, kantu wat cawa sai salah susun sikam haga ngeni pandai…………….
Maksudnya;’Baiklah tuan mohon maaf dengan tuan-tuan sekalian jika ada kata yang salah susun, kami ingin memberi tahu….
Dari kalimat tersebut dipakai sebutan Pun yang berarti Tuan, baik untuk seseorang maupun orang banyak. Kata Puserompok / Kuti Rompok/metei gepek, untuk menyatakan tuan-tuan terhormat, kata-kata tersebut hany dipakai dalam acara adat.(hendrawan—way5)
Kata NYAK/SAYA----diganti dengan kata ----Sikam/ikam/hikam/Sikindua,
Sedangkan bahasa terhadap orang yang dihormati----Pusikam/Pusekam/sekam/ikam/tuan.
Untuk yang sejajar atau antara menantu terhadap menantu diakai ---Kuti/Meti/ --ANDA. Kata Niku/nikuw dipakai untuk yang lebih tua terhadap yang lebih muda.
Tingkatan bahasa tersebut biasanya dipakai berbicara di tengah-tengah khayalak terhormat, biasanya dalam pengantar acara(Penglaku/Pematu), yaitu pengantar acara menyampaikan keputusan adat, contohnya seperti ini, sang pembawa acara berbicara ;
Payu Pun kilu mahap jama puserompok, kantu wat cawa sai salah susun sikam haga ngeni pandai…………….
Maksudnya;’Baiklah tuan mohon maaf dengan tuan-tuan sekalian jika ada kata yang salah susun, kami ingin memberi tahu….
Dari kalimat tersebut dipakai sebutan Pun yang berarti Tuan, baik untuk seseorang maupun orang banyak. Kata Puserompok / Kuti Rompok/metei gepek, untuk menyatakan tuan-tuan terhormat, kata-kata tersebut hany dipakai dalam acara adat.(hendrawan—way5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar