Budaya "Bediom" (pindah rumah) harus terus dilestarikan masyarakat Lampung Barat sebagai warisan leluhur, kata bupati setempat Mukhlis Basri, di Liwa, Minggu.
"Adat
budaya yang dimiliki Lampung Barat beragam, sehingga menjadi keunikan
dan daya tarik tersendiri, salah satunya adalah ’Bediom’," kata Mukhlis
Basri, di Liwa, Minggu.
Dia
menjelaskan, tradisi "Bediom" menjadi bagian tak terpisahkan masyarakat
adat di Lampung Barat. "Dengan keaslian budaya turun temurun ini, akan
membawa dampak yang positif bagi pelestarian budaya di tengah zaman
yang serba canggih seperti ini," kata dia.
Menurut dia, budaya "Bediom" menjadi budaya asli Lampung Barat saat melakukan prosesi pindah rumah.
Kemudian, lanjut dia, Lampung Barat sebagai kawasan zona budaya di Provinsi Lampung.
"Beragam
keunikan budaya menjadi daya tarik bagi Lampung Barat menjadi kawasan
pariwisata, sehingga ini menjadi upaya pemerintah untuk menjadikan
Lampung Barat sebagai daerah tujuan wisata nasional dan internasional,"
kata Bupati.
"Bediom" merupakan
budaya dan adat istiadat masyarakat Lampung Barat yang akan pindah
rumah baik itu rumah yang baru di bangun atau rumah yang telah lama
berdiri dan akan ditempati oleh penghuni yang baru.
"Bediom"
di rumah kediaman yang baru, menurut adat asli Lampung Barat yang
sudah dapat mendirikan rumah pribadi yang baru, serta semua peralatan
rumah itu serba baru, di tempat yang baru juga maka keluarga tersebut
sudah merencanakan untuk "Bediom" di kediaman keluarga yang serba baru
itu, jika sudah siap untuk dihuni keluarga, disebut "Bediom" di
"lamban" (Rumah).
Budaya "Bediom"
menjadi kebiasaan adat yang ketat di Lakukan masyarakat Lampung Barat,
sebab "Bediom" ini, bermaksud menunjukkan tanda kesukuran kepada Tuhan
atas nikmat yang diberikan.
Doa
"bediom" disesuaikan dengan situasi dan kondisi keluarga untuk
mengundang keluarga banyak atau tidaknya yang diundang, kalau keluarga
tersebut termasuk mampu, maka pelaksanaan "Bediom" akan meriah.
Pelaksanaan "bediom" itu dilaksanakan pada hari-hari yang baik seperti bulan muharam, bulan maulud dan bulan haji.
Menurut
penuturan masyarakat adat setempat waktu yang baik untuk melaksanakan
"Bediom" adalah pada waktu sebelum subuh dan waktu isha sudah lewat
jadi di mulai jam 4.30 Wib, sampai dengan jam 5.00 WIB.
Keluarga
yang "bediom" itu mulai berangkat dari tempat yang lama ke tempat yang
baru dan keluarga yang "Bediom", kepala keluarga dan anak istrinya di
iringi oleh keluarga yang lain yang hadir pada saat itu sampai ke
kediaman yang baru.
Sedangkan
alat yang di bawa secara simbolis seperti alat tidur, alat masak,
lampu, Quran dan sajadah yang kesemuanya dibawa oleh keluarga yang ikut
mengiringi "bediom" itu, alat tidur ini menandakan mengawali tidur di
tempat yang baru.
Peralatan masak
pertanda bahwa keluarga akan memulai kehidupan ditempat yang baru,
belanga, beras, teko, gula, kopi, serta lampu. Lampu ini dinyalakan
mulai dari tempat yang lama ke tempat yang baru.
Quran
dan sajadah di bawa oleh kepala keluarga yang bersangkutan dan ini
pertanda bahwa kepala keluarga tersebut jadi pemimpin dan imam bagi
keluarganya.
"Saya berharap
tradisi "Bediom" terus dilestarikan oleh masyarakat Lampung Barat,
sehingga adat budaya warisan leluhur, dapat lestari meskipun budaya
barat tengah berkembang di tengah masyarakat" katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar