Kamis, 12 April 2012

Bediom, Tradisi Unik Masyarakat Lampung Pesisir




Masyarakat Lampung, khususnya masyarakat yang tinggal di pesisir memiliki sebuah tradisi unik yang masih dijalankan hingga saat ini. Sebuah tradisi yang tidak hanya unik namun memiliki nilai budaya dan moral yang sangat penting bagi masyarakat.
Adalah tradisi Bediom yang merupakan budaya dan adat-istiadat masyarakat adat pesisir yang akan pindah rumah atau dalam bahasa setempat disebut Pindah Lamban. Kepindahan tempat tinggal tersebut memang memiliki tradisi tersendiri baik yang pindah ke rumah baru atau ke rumah yang telah berdiri sebelumnya.
Bediom merupakan  tradisi yang cukup ketat dilaksanakan oleh masyarakat Lampung ketika pindah rumah. Tradisi ini dimaksudkan untuk menunjukan tanda syukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan.
Bediom biasanya dilaksanakan pada hari-hari yang baik seperti bulan muharam, maulud atau bulan haji dalam kalender islam. Waktu yang baik untuk melaksanakan Bediom ini adalah pada sebelum subuh dan waktu isha. Pelaksanaan Bediom tersebut juga tergantung dengan kondisi ekonomi keluarga yang menyelenggarakan. Jika berasal dari keluarga mampu, Bediom akan diselenggarakan dengan sangat meriah.
Bediom dimulai dengan berangkatnya keluarga “Bediom” dari tempat lama ke tempat yang baru. Kepala keluarga, istri dan anaknya diiringi keluarga lain yang hadir pada saat itu hingga ke tempat tinggal yang baru. Musik-musik dan lagu tradisional juga turut mengiringi kepergian keluarga yang bediom ini.
Terdapat pula alat yang dibawa secara simbolis seperti alat tidur, alat masak, lampu, Al-Qur’an, dan sajadah oleh keluarga pengiring Bediom. Alat pengiring tersebut juga memiliki arti dan makna masing-masing, namun secara umum pertanda sebagai keluarga akan memulai kehidupan di tempat yang baru. Sedangkan Al-Qur’an sendiri dibawa oleh kepala keluarga yang menjadi pertanda kepala keluarga sebagai imam bagi keluarganya.
Setelah sampai ditempat, pengiring dan keluarga yang pindah membaca doa-doa yang disesuaikan dengan kondisi keluarga yang bediom tersebut. setelah doa-doa dibacakan, alat-alat yang dibawa pun diserahkan kepada keluarga bediom sebagai “modal” melanjutkan kehidupan di tempat baru.
Bediom sendiri memang masih dilaksanakan hingga saat ini meski memamg terkadang sudah luntur nilai-nilai dalam melaksanakannya. Tidak sedikit yang melaksanakan tradisi ini hanya sebagai simbolisasi budaya tanpa mengetahui dibalik prosesi yang dilakukan. Padahal tradisi Bediom ini salah satu tradisi yang patut dilestarikan mengingat tingginya nilai luhur yang terkandiung di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Anda Menyukai Artikel ini Mohon Klik Like di Bawah ini:

Komentar: