Senin, 09 Juli 2012

SEBUTAN HUBUNGAN KEKELUARGAAN LAMPUNG SEKALA BRAK

Sebutan hubungan kekeluargaan bagi masyarakat Lampung Sekala Brak banyak sekali, dan masih terpakai sampai sekarang. Bahkan kalau baru pertama kali bertemu atau berkenalan antara seorang dengan orang lain, maka yang paling dahulu di telusuri dan diperbincangkan mereka adalah hubungan kekeluargaan, karena sebutan kekeluargaan atau hubungan kekeluargaan ini akan menentukan atau menjadi sandaran apa “tutukh” seseorang terhadap orang lain. Sebutan hubungan kekeluargaan tersebut antara lain sebagai berikut :

JUKHAI

Sebutan hubungan kekeluargaan terhadap orang atau kelompok yang masih satu keturunan besar. (contoh : A : keturunan Umpu Belunguh yang bertempat tinggal di pekon X, B : keturunan Umpu Belunguh juga yang bertempat tinggal di pekon Y. Maka hubungan antara kekeluargaan A dan B disebut sang “jukhai” karena mereka sama-sama keturunan Umpu Belunguh).

KEBOT

Sebutan hubungan kekeluargaan terhadap orang atau kelompok yang masih satu ikatan kekeluargaan dalam adat dan dalam kelompok kecil. (contoh : A anak buahnya Raja Hukum, B anak buahnya Raja Hukum juga. Maka hubungan kekeluargaan antar A dengan B disebut sang “kebot” karena mereka sama-sama anak buah Raja Hukum)

DUDUNGAN

Sebutan hubungan kekeluargaan dari rakyat (jamma-jamma) kepada pimpinan adatnya.
(contoh : A pimpinan adat bergelar “Raja”. B adalah salah seorang dari rakyatnya. Maka A adalah “dudungan” dari keluarga besarnya B. Sedangkan B disebut “jamma” ni A/ rakyatnya A)

JAMMA

Sebutan hubungan kekeluargaan antara pimpinan adat terhadap rakyatnya (jamma-jamma). (contoh : A : seorang yang bergelar “Raja”, B adalah salah seorang anak buahnya. Maka hubungan kekeluargaan antara keduanya yaitu B adalah “jamma” dari A, dan sebaliknya A adalah “dudungan” dari B).

SEKELIK ISAU

Sebutan hubungan kekeluargaan terhadap orang-orang yang bersaudara kandung atau seibu, baik laki-laki atau perempuan. (contoh : A dan B adalah suami isteri punya anak C, D, E. maka hubungan kekeluargaan antara C, D dan E adalah puwakhi “sekelik isau” karena mereka dilahirkan dari ibu yang sama)

PUWAKHI

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang atau sekelompok orang yang masih ada kaitan persaudaraan karena faktor keturunan yang masih bisa ditelusuri dan diuraikan. Umumnya yang dapat ditelusuri itu hanya batas generasi ke empat yaitu “muwakhi tuyuk”.

MINAK MUWAKHI

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang atau sekelompok orang yang masih ada kaitan persaudaraan karena faktor keturunan yang masih bisa ditelusuri dan diuraikan, ditambah dengan persaudaraan karena hubungan perkawinan dan hubungan persaudaraan karena faktor adat atau faktor-faktor lainnya.

KHIK KEKHIPPAK

Sebutan hubungan kekluarga dikarenakan faktor pergaulan hidup, biasanya umur yang sepadan (sekhippak), seperti kawan-kawan (khik) waktu sekolah, atau dahulu waktu masih kecil sepermainan, atau dahulu pernah bersama ketika masih bujang, atau pernah bersama-sama dalam suatu perjuangan, atau pernah sepenanggungan dalam suka dan duka, dan sebab-sebab lainnya.

MINDAI

Mindai asal katanya “indai” bertambah awalan “me” akan tetapi huruf “e” lebur/hilang yang artinya “menjadi indai”. Maksudnya adalah sebutan hubungan kekeluargaan antara seorang laki-laki dengan seorang laki-laki atau seorang perempuan dengan seorang perempuan, yang mereka sudah mengikrarkan saling mengaku saudara (angkat saudara). Hal ini dapat terjadi karena kehendak mereka berdua, akan tetapi bisa juga karena kehendak orang tua mereka. Pengakuan ini tidak hanya terbatas pada mereka berdua saja akan tetapi juga ditindak lanjuti oleh keluarga besar mereka masing-masing. (contoh : A dan B saling mengangkat jadi sadara. Maka A adalah “indai” dari B. dan sebaliknya B adalah “indai” dari A).

PANGAN

Sebutan hubungan kekeluargaan antara seorang dengan orang lain baik laki-laki atau perempuan yang sudah sangat akrab, yang terjalin berdasarkan kehendak mereka berdua.
Atau karena ada hubungan asmara/cinta antara dua orang lain jenis atau hubungan persehabatan bagi yang sejenis. (contoh : A menjalin hubungan asmara/cinta dengan B, maka A dapat disebut “pangan” dari B dan sebaliknya. Dan C berteman sangat akrab dengan D, maka C dapat disebut “pangan” dari D dan sebaliknya).

TUNANG

Sebutan hubungan kekeluargaan antara seorang bujang yang menjalin hubungan asmara/cinta dengan seorang gadis atau sebaliknya, dan hubungan mereka itu sudah diketahui oleh orang tua masing-masing. (contoh : A menjalin hubungan asmara/cinta dengan B, dan sudah di restui oleh kedua orang tua mereka. Maka A dapat disebut “tunang” dari B dan sebaliknya B disebut “tunang” dari A).

PIK TINGGAL

Sebutan hubungan kekeluargaan terhadap seorang perempuan atau laki-laki dan anak-anak mereka yang ditinggal mati oleh suami atau isterinya. (contoh : A suami dari B, mereka punya anaak C, D dan E. Kemudian A meninggal dunia, maka B, C, D, dan E disebut “pik tinggal” dari A).

EMPUWAN

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang perempuan (isteri) terhadap kakak-kakak laki-laki dari suaminya. (contoh : A adalah isteri B, C adalah kakak dari B. Maka hubungan kekeluargaan mereka yaitu C adalah “empuan” dari A. Dan sebaliknya A adalah “sikha” dari C).

SIKHA

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang laki-laki terhadap isteri dari adek-adeknya.
(contoh : A adalah isteri B, C adalah kakak dari B. Maka hubungan kekeluargaan mereka yaitu A adalah “sikha” dari C. Dan sebaliknya C adalah “empuan” dari A).

LAH

Sebutan hubungan kekeluargaan antara seorang isteri terhadap adek laki-laki dari suaminya. (contoh : A adalah isteri B, C adalah adek laki-laki dari B. Maka hubungan kekeluargaan mereka yaitu C adalah “lah” dari A)

UYANG

Sebutan hubungan kekeluargaan antara seorang isteri terhadap adek perempuan dari suaminya (contoh : A adalah isteri B, C adalah adek perempuan dari B. Maka hubungan kekeluargaan mereka yaitu C adalah “uyang” dari A)

KELEPAH

Sebutan hubungan kekeluargaan antara dua orang atau lebih perempuan yang bersaudara kandung. (contoh : mengA adalah isteri B, mereka memiliki anak perempuan yaitu C dan D. Maka C adalah “kelepah” dari D dan sebaliknya.

MAKHU

Sebutan hubungan kekeluargaan antara dua orang perempuan (isteri) yang suami mereka kakak beradek kandung. (contoh : A bersuamikan B. dan C bersuamikan D sedangkan B dan D kakak beradek. Maka A adalah “makhu” dari C dan sebaliknya).

NABBAI

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang laki-laki kepada saudara perempuannya. Keluarga besar dari suaminya disebut “Penabbaian”. (contoh : A, B dan C adalah adek perempuan dari D. Maka hubungan kekeluargaan mereka ialah A, B dan C adalah “nabbai” dari D).

INGGOMAN/KEHAJJONG

Sebutan hubungan kekeluargaan antar isteri terhadap suami atau sebaliknya suami terhadap isteri. (contoh : A adalah isteri dari B. Maka hubungan kekeluargaan mereka ialah A adalah “inggoman/kehajjong” dari B. Dan B adalah juga “inggoman/kehajjong” dari A)

KEBAYAN/MAJU

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang suami terhadap isteri sebelum dia mempunyai anak. Setelah dia memiliki anak maka sebutannya “Inggoman/Kehajjong”. (contoh : A adalah isteri dari B tapi mereka masih penganten baru, belum punya anak. Maka hubungan kekeluargaan mereka ialah A adalah “kebayan/maju” dari B).

MENGIAN

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang isteri terhadap suaminya (contoh : A adalah isteri dari B. Maka hubungan kekeluargaan mereka ialah B adalah “mengian” dari A).

MEKHAWWAI

Sebutan hubungan kekeluargaan antara dua orang perempuan atau lebih, yang dinikahi seorang suami secara bersamaan (dimadu). (contoh : A dan B adalah isterinya C. Maka hubungan kekeluargaan mereka ialah A adalah “mekhawwai” dari B. Dan B adalah “mekhawwai” dari A).

PETULANGAN

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang isteri terhadap keluarga besar suaminya
(contoh : A adalah isteri dari B. Maka hubungan kekeluargaan mereka ialah keluarga besarnya B itu sebagai ‘petulangan” dari A)

TIYUH

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang perempuan yang sudah menikah dan ikut suaminya, terhadap keluarga besar ditempat orang tuanya (keluarga asalnya). (contoh : A adalah anak perempuan dari B dan sudah menikah serta ikut suaminya. Maka hubungan kekeluargaan mereka ialah B dan keluarga besarnya menjadi “tiyuh” dari A)

LAKAU

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang suami terhadap keluarga besar dari isterinya.
(contoh : A adalah isteri dari B. Maka keluarga besar dari pihak A adalah ‘lakau” dari B).

KELAMA

Sebutan hubungan kekeluargaan seorang anak terhadap keluarga besar dari pihak ibunya.
(contoh : A adalah isteri dari B. mereka punya anak C dan D. Maka keluarga besar dari ayah dan ibunya A adalah “kelama” dari C dan D).

LEBU

Sebutan hubungan kekeluargaan terhadap keluarga besar asalnya nenek dari pihak bapak.
Atau dengan kata lain “Kelama” dari bapak kita. (contoh : A adalah anak dari B. dan B adalah anak dari C. Sedangkan C punya isteri D. Maka keluarga besar dari ayah dan ibunya D menjadi “lebu” dari A)

KENUBI

Sebutan hubungan kekeluargaan antara seorang dengan orang lain yang ibu mereka bersaudara kandung. Atau dengan kata lain ibu mereka bukelepah. (contoh : A dan B perempuan yang bersaudara kandung. A punya anak C dan B punya anak D. Maka hubungan kekeluargaan antara C dan D serta sebaliknya adalah “kenubi” ).

SABAI

Sebutan hubungan kekeluargaan antar seorang dengan orang lain karena anak-anak mereka menikah (suami-isteri). (contoh : A punya anak laki-laki B. C punya anak perempuan D. kemudian B dan D menikah. Maka hubungan kekluargaan antara A dan C adalah “sabai”).

MANTU

Sebutan hubungan kekeluargaan antara suami-isteri terhadap suami atau isteri dari anak-anaknya. (contoh : A mempunyai anak B. Dan C mempunyai anak D. kemudian B dan D menikah. Maka D adalah “mattu” dari A dan B adalah “mattu” dari C).

MENTUHA

Sebutan hubungan kekeluargaan antara suami terhadap orang tua isterinya, dan antra isteri dengan orang tua suaminya. (contoh : A mempunyai anak B. Dan C mempunyai anak D. Kemudian antara B dan D menikah. Maka A adalah “mentuha” dari D dan B adalah “mentuha” dari C).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Anda Menyukai Artikel ini Mohon Klik Like di Bawah ini:

Komentar: